GUNUNG SALAK PUNCAK 1 VIA CIMELATI
SALAK NGESELIN, TAPI NGANGENIN
Salam Bijak,
Kali ini di tengah kesuntukan dan kebisingan ibu
kota, team bijak kali ini di motori oleh (Arif, Adi Zubed, Sukma, dan kake ), merencanakan trip
ke Gunung Salak, sebelum kita bahas jalur pendakian gunung salak mari kita
bahas sedikit informasi mengenai keadaan Gunung Salak Tersebut, menurut
informasi yang saya dapatkan dari beberapa sumber Gunung salak memiliki
beberapa puncak, dan yang paling popular untuk jalur pendakian adalah puncak
salak 1 dan puncak salak 2, Puncak salak 1 memiliki ketinggian 2211 mdpl, di
lokasi juga terdapat makam Mbah Salak, Gunung salak sendiri mengalami erupsi
terakhir kali pada tahun 1938, penamaan Gunung salak sendiri sebenarnya bukan
berasal dari Buah Salak melainkan, “SALAK” berasal dri bahasa sangsekerta yaitu
SALAKA yang berarti perak, selain itu menurut warga sekitar Gunung Salak adalah
tempat suci di mana tempat lahir Prabu
Siliwangi Pendiri kerajaan pajajaran, selain pendaki tidak jarang juga kita
akan menemui pejiarah. Untuk kondisi alam di gunung salak tidak dapat di
prediksi, pada alawnya panas, namun tiba tiba hujan dapat turun, dan terkadang
kabut tebal pun datang tiba tiba. untuk kontur jalur pendakian kita akan
menemukan jalur tanah yang lembab serta akar akar yang licin, untuk itu alas
kaki sangat lah penting, sebisa mungkin gunakan sepatu tracking dan jangan
menggunakan sandal.
Baik saatnya kita membahas jalur pendakian Gunung
salak 1,
Meeting point di Stasiun Bogor, namun karena team
juga menghubungi salah satu rekan yg bernama Imet si Pendaki Bogor maka meeting point di ubah di lokasi rumah
beliau yang terdapat di jalan Layung Sari 1, setibanya team di tempat tersebut
maka kita putuskan pendakian kali ini melalui jalur Cimelati, jalur ini jalur
yang tak kenal kata Landai / menurun, karena sejak awal pendakian hingga ke
puncak terus menanjak dengan kondisi yang berbeda beda .
Sebelum mulai pendakian rekan kami pendaki bogor
menyempatkan diri mengunjungi komunitas Subuh Kesiangan yang di punggawai Kang
Uwa yang bias dibilang mereka adalah yg mengetahui jalur cimelati yang terdapat
di cicurug, setibanya di sana kita malah
di manjakan dengan menu nasi liwet plus ikan teri, dan Ikan bakar, alhasil
perut ini terasa nikmat dan malas bergerak,
Basecamp Kang Uwa |
View Gede Pangrango dari puncak Salak 1 |
tidak terasa waktu pun bergulir
setelah menunaikan sholat dzuhur kami pun berpamitan dengan kang Uwa, dan kang
uwa pun memutuskan temannya yang dipanggil Ewo
untuk menemani pendakian kami, tiba di Cimelati kami menitipkan motor di Villa
rekannya Ewo, setelah packing ulang perjalanan nya pun di mulai pada pukul
14:30 wib,
Setelah beberapa menit perjalanan di mulai kembali dengan target Pos 2 dan Pos 3, jalur menuju Pos 2 di mulailahjalur jyang terdapat banyak akar pohon yang licin, serta jalur pendakian yang banyak menguras tenaga, di tengah keheningan suasana hutan kita akan banyak menemukan suara suara burung dan beberapa binatang di tengah hutan, tiba di Pos 2 perjalanan di lanjutkan menuju Pos 3, dengan target tiba di Pos tiga untuk sekedar ngopi dan makan makan, serta mempersiapkan stok air, karena inilah pos terakhir kita akan menemukan air, jalur Pos 2 menuju Ke pos 3 bisa di bilang jalurnya bertambah berat, selain kondii fisik kita yang mulai terkuras jalur pendakiannya pun lebih berat dari yang sebelumnya. Tiba di Pos 3 tepat waktu Ashar sekitar pukul 15:30 dan untuk waktu tempuh yang kami alami dari starting awal menuju Pos 3 sekitar 2 Jam, Di pos 3 ini rekan kami pendaki bogor mulai meracik logistiknya selain itu kami sempatkan untuk Sholat menstok persedianan air, hidangan pun tersaji, mulailah menyantap makanan dengan penuh kebersamaan,
tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 wib, menurut ewo kami harus menyiapkan fisik yang lebih baik lagi, karena inilah jalur pendakian Gunung Salak yang sesungguhnya, Pos 3 hingga ke puncak adalah jalur yang terberat, “Jalur yang terberat??” fikir saya yang Pos 1 hingga Pos 3 saja sudah bias di bilang berat, ternyata masih ada jalur yang lebih berat lagi, kalo menurut Sukma saat Pos 3 menuju Puncak kita akan banyak mencium dengkul. “What???” maksudnya saking menanjaknya maka langkah kaki kita akan sering ketemu antar dengkul dan bibir.
Baiklah, dengan mengucap bismillah di mulailah
pendakian tersebut, alhasil benar saja ini lah jalur terkumplit, akar pohon
licin, sedikit bebatuan untuk tumpuan dan udara yang terkadang berubah
seketika, dari Pos 3 ke Pos 4 adalah jalur yang terpanjang di antara Pos Pos
lainnya, untuk itu kami memutuskan beristirahat di tengah perjalanan Pos 3
menuju Pos 4, tibalah keheningan malam datang, dan kamipun di sambut dengan deraian
sedikit hujan yang datang tiba tiba, perjalanan di lanjutkan dengan track yang
semakin menanjak, sehingga perjalanan ini sangat melelahkan. Setibanya di Pos 4
istirahat sejenak, dengan sedikit menyeduh kopi, makan roti dan mie instant.
Walaupun menu alakadarnya inilah rasa syukur yang datang di saat badan terasa
lelah. Semakin mendekatkan diri ini kepada sang pencipta, bahwasannya kita ini
sangatlah kecil, dan masih banyak ciptaan ciptaan Alloh yang sangat besar
seperti Gunung ini yang sagat berat untuk di daki, untuk itu tidak pantaslah
kita sebagai manusia ini terlalu sombong.
Perjalanan dilanjutkan dengan target langsung
menuju Pos 6, menapaki langkah demi langkah pandakian pun berlanjut, selain
jalurnya licin di sepanjang jalan pun banyak binatang Pacet yang sewaktu waktu
dapat menempel di bagian tubuh kita yang tanpa kita sadari akan mengisap darah
kita. Dan benar saja team kami dari Pendaki Bogor pun terkena pacet di bagian
kakinya, untuk melepasnya beliau sundutkan bara rokok agar pacetnya terlepas,
untuk ini kami sarankan bagi pendaki yang ingin mendaki Gunung salak alangkah
baiknya menggunakan celana Panjang (Non jeans), lengan panjang, serta sepatu
tracking, tanpa terasa tibalah kami di pos 5, di tulisan papan petunjuknya ada
bahasa yang membuat kami termotifasi, POS 5, CIEEE CAPE NIH YA. Ha ha ha ada
ada aja yang bikin ini, tapi tanpa kita sadari inilah motifasi yang di butuhkan
saat badan ini terasa lelah, tanpa beristirahat pejalanan di lanjutkan ke Pos
6, dengan target istirahat disana,
Malam semakin larut udara dingin kembali merasup,
stok airpun mulai berkurang, pendakian semakin berat, kita akan banyak melewati
pohon pohon Tumbang dan akar yang menjuntai yang dapat kita gunakan sebagai
tumpuan, saya pun sering terpeleset karena jalurnya sangat licin.
Tiba di Pos 6, istirahat sejenak, tanpa di sadari
waktu sudah menunjukan pukul 21:30, pendakian dilanjutkan dengan kemiringan
yang semakin menjadi, saat inilah kita mulai menuju ke puncak, yang bila di
tempuh tanpa istirahat dapat memakan waktu hingga 1 jam, dalam pendakian mata
mulai ngantuk dan terasa lemas sekali, namun motifasi diri ini mengalahkan rasa
lelah, langkah demi langkah trus kami jalani, terang bulanpun mengiringi
pendakian ini, mulailah sayup sayup suara orang yang sedang bersendar gurau,
berarti tidak lama lagi kita sampai di puncak salak 1, suara semakin terdengar
jelas dari para pendaki yang telah sampai puncak, benar saja, puncak tepat
tidak jauh lagi, tiba di puncak salak kita akan di sambut pemakaman mbah salak.
Dengan mengucap syukur rasa lelah ini terbayar saat tiba di puncak, dan sudah
banyak pendaki yang mendirikan tenda tenda sebelumnya, dengan saling
mengucapkan selamat akhirnya kebersamaan ini yang tidak didapat dari kegiatan
selain naik gunung ini
Tiba di puncak pukul 22:30 wib, kami langsung
endirikan tenda, lalu rekan yang lain memasak masakan special nasi Liwet plus
ikan teri, saya pun berganti pakaian yang lebih bersih agar tidurnya nanti
nyenyak, tanpa di sadari saya pun terlelap setelah ganti baju, dan pada
akhirnya saya tidak makan malam, namun rekan yang lain tetap makan malam,
karena saya sudah di bangunkan katanya, tapi tidurnya lagi. Waktu pun mendekati
waktu subuh udara dingin semakin menjadi, yang lain terlelap namun saya
erasakan kedinginan, walaupun sudah menggunakan Jaket + Sleeping bed namun
udara dingin masih menusuk, mentari pun perlahan mulai terbit, inilah degradasi
warna alami yang di dapatkan saat di puncak Orange ke kuning kuningan dan tepat
di sebelah timur terlihat jelas Gunung Gede dan Pangrango dan berdampingan,
inilah sensasi yang di dapatkan saat di puncak, rasa syukur yang tidak henti
hentinya ku ucapkan untuk sang pencipta. Jalur pendakian yang berat dan
memiliki kesan yang damai, inilah kenapa Gunung Salak saya sebut “Ngeselin tapi
Ngangenin”.
FYI Rute menuju Jalur Cimelati dari Stasiun Bogor.
Jakarta – Bogor dengan Kereta Api / Bus
Bogor – Sukabumi, naik mobil turun di Cicurug
Cicurug – Cimelati, charter mobil / ojeg
Saya waktu itu lewat Cidahu, jalurnya panjang dan ga kenal ampun selepas pos Bajuri. Sepertinya jalur Cimelati ini patut dicoba karena denger2 lebih cepat sampai puncak tapi medannya juga gakalah ampunnya. Yang saya mau tanya, ada gak bang basecamp yang bisa dipake buat istirahat/tidur malam? Terimakasih
BalasHapusDi pos 3 aja yg nyaman bro, ada tempat ambil air, dan lokasinya pun layak untuk mendirikan tenda
Hapuskalau buat tektokan kira2 bisa gak yah bro via cimelati.. dan untuk jalur sendiri apa sudah ramai atau masih sepi?? serta sudah jelas kah trek jalur tsb.. untuk info thx byk yah gan
BalasHapusjalur cimelati memang ekstrim broo ..
BalasHapusga dikasih bonus dari pos 3 ke atas wkwkwk ..
Tapak Tilas Adventure
Ada kontak base camp cimelati emga bro? Mau nanya buka atau engga jalur cimelati saat ini
BalasHapusSorry bro sebenernya Jalaur cimelati ilegal, bahaya karena tdk terdata di pos
Hapus1xbet korean bet - Free online betting in South Africa
BalasHapus1xbet korean bet – Free online betting in South Africa. We are here to provide you with the best online betting site in 1xbet partenaires South Africa.