Senin, 28 Desember 2015

Gunung Batu Jonggol, Si Imut nan lancip

 Salam Bijak,

Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai Gunung Batu, untuk lokasinya sendiri tidak terlalu jauh dari Bogor , Bekasi, Maupun Jakarta. untuk durasi waktu pun tidak terlalu memakan waktu cukup dengan oneday trip gunung batu dapat kita kunjungi, tetapi tanpa mengurangi standar keselamatan pendakian ya.



Untuk ketinggian gunung batu sendiri bisa di katakan tidak terlalu tinggi karena berdasarkan informasi hanya ketinggian 875mdpl, namun jangan di remehkan, karena pada pertengahan tahun 2015 tepatnya pada bulan Mei, Gunung ini telah memakan korban seorang pendaki.

Menurut informasi yang saya dapatkan dari warga setempat sebenarnya Gunung Batu ada 3, dan yang lebih populer untuk pendakian ada di Gunung Batu 1.

Untuk menuju kelokasi dapat di tempuh dengan beberapa jalur alternatif diantaranya
Dari arah Bekasi teman teman berpatokan pada arah flyover cileungsi / perempatan Cileungsi
Dari arah Jakarta yang menggunakan kendaraan Motor bisa ambil arah jalan raya Cibubur dan mengarah ke flyover cileungsi / perempatan Cileungsi
Dari arah  Bogor bisa melalui Citereup mengarah ke flyover cileungsi / perempatan Cileungsi

Dari flyover Cileungsi / Perempatan Cileungsi teman teman bisa mengambil jalur menuju perumahan Citra Indah yang melewati depan lokasi wisata Mekarsari, setelah tiba di Citra Indah perjalanan masih di lanjutkan dan akan setelah Citra Indah akan ketemu pertigaan pertama lurus terus, setelahnya akan ketemu lagi pertigaan, lalu kita belok kanan ambil arah cariu



lalu ikuti jalan terus hingga ada petunjuk jalan ambil ke arah Gn.Batu 1,2


 
Dari sini kita akan menemukan jalan jalan berkelok naik dan turun dan di suguhkan pemandangan yang menyejukan dengan banyaknya perkebunan, persawahan, serta daerah perbukitan yang asih asri,

Untuk gerbang masuk terdapat di sebelah kiri jalan, kita dapat menitipkan sepeda motor di tempat tersebut dengan biaya parkir 15.000/Motor

Setelahnya perjalanan di mulai hingga kita menemukan beberapa warung warga setempat, dan kita akan di kenakan biaya masuk sebesar 5000/orang.



Untuk Starting perjalanan awal tidak terlalu berat karena kita melewati jalur tanah, namun terus menanjak.

 

Tidak ada penandaan khusus untuk Pos pos yang kita lalui, namun terdapat beberapa tulisan yang tetap mengingatkan kita agar tetap fokus serta berhati hati.

Untuk teman teman yang ingin mendirikan tenda disinilah tempat idealnya, dengan kondisi ruang yang lapang dan berada pada setengah dari ketinggian Gunung Batu



dan setelah dari lokasi ini jalur menanjak pun di mulai, dengan banyak bebatuan yang suatu saat bisa menimpa kita, tapi tidak perlu kawatir karena sepanjang jalur pendakian banyak sekali tali tambang atau pun tali webing yang siap mendampingi kita untuk keselamatan.

 

 Pendakian kita sedikit lagi tiba, dan pemandangan sekitar pun sudah mulai memikat hati



Tiba lah kita di Puncak Batu, yang di tandai dengan bendera yang terpasang di puncaknya.



Di Puncak juga terdapat monument korban pada bulan Mai 2015 lalu yang menunggal akibat tergeluncir, kita doakan semoga almarhum mendapatkan tempat yang lebih mulia. amin

FYI : Untuk menuju Puncak Batu jangan lupa bawa Semprotan anti serangga ya, karena bila pagi hari lumayan banyak semut terbangnya. serta jangan membawa air yang cukut, karena di jalur pendakian tidak ada sumber airnya.
saya sarankan lebih baik menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju lokasi, karena jalanannya pun sudah mulai di aspal, karena bila naik angkutan umum lumayan naik turun juga lo.

Oh ya, setelah mengunjungi Gunung Batu 1 jangan lupa mengunjungi Gunung Batu 2 ya, karena di sana ada Curug yang tidak kalah indahnya, untuk lokasi tidak terlalu jauh dari Gunung Batu 1, cukup 10 menit curug dapat kita sambangi. siapkan juga bayar parkir 10.000/motor, dan tiket masuk 5000 untuk 2 orang. disini terdapat curug 7 yang bisa kita sambangi dengan kesulitan yang berbeda beda.



Udah segitu dulu aja ya guys, tetap jaga kebersihan, keselamatan, dan kesetia kawanan.
SALAM LESTARI NEGRIGKU




















Kamis, 13 Agustus 2015

GUNUNG SALAK PUNCAK 1 VIA CIMELATI

GUNUNG SALAK PUNCAK 1 VIA CIMELATI
SALAK NGESELIN, TAPI NGANGENIN

Salam Bijak,


Kali ini di tengah kesuntukan dan kebisingan ibu kota, team bijak kali ini di motori oleh (Arif, Adi Zubed, Sukma, dan kake ), merencanakan trip ke Gunung Salak, sebelum kita bahas jalur pendakian gunung salak mari kita bahas sedikit informasi mengenai keadaan Gunung Salak Tersebut, menurut informasi yang saya dapatkan dari beberapa sumber Gunung salak memiliki beberapa puncak, dan yang paling popular untuk jalur pendakian adalah puncak salak 1 dan puncak salak 2, Puncak salak 1 memiliki ketinggian 2211 mdpl, di lokasi juga terdapat makam Mbah Salak, Gunung salak sendiri mengalami erupsi terakhir kali pada tahun 1938, penamaan Gunung salak sendiri sebenarnya bukan berasal dari Buah Salak melainkan, “SALAK” berasal dri bahasa sangsekerta yaitu SALAKA yang berarti perak, selain itu menurut warga sekitar Gunung Salak adalah tempat suci di mana  tempat lahir Prabu Siliwangi Pendiri kerajaan pajajaran, selain pendaki tidak jarang juga kita akan menemui pejiarah. Untuk kondisi alam di gunung salak tidak dapat di prediksi, pada alawnya panas, namun tiba tiba hujan dapat turun, dan terkadang kabut tebal pun datang tiba tiba. untuk kontur jalur pendakian kita akan menemukan jalur tanah yang lembab serta akar akar yang licin, untuk itu alas kaki sangat lah penting, sebisa mungkin gunakan sepatu tracking dan jangan menggunakan sandal.

Baik saatnya kita membahas jalur pendakian Gunung salak 1,
Meeting point di Stasiun Bogor, namun karena team juga menghubungi salah satu rekan yg bernama Imet si Pendaki Bogor maka meeting point di ubah di lokasi rumah beliau yang terdapat di jalan Layung Sari 1, setibanya team di tempat tersebut maka kita putuskan pendakian kali ini melalui jalur Cimelati, jalur ini jalur yang tak kenal kata Landai / menurun, karena sejak awal pendakian hingga ke puncak terus menanjak dengan kondisi yang berbeda beda .

Sebelum mulai pendakian rekan kami pendaki bogor menyempatkan diri mengunjungi komunitas Subuh Kesiangan yang di punggawai Kang Uwa yang bias dibilang mereka adalah yg mengetahui jalur cimelati yang terdapat di cicurug,  setibanya di sana kita malah di manjakan dengan menu nasi liwet plus ikan teri, dan Ikan bakar, alhasil perut ini terasa nikmat dan malas bergerak, 

Basecamp Kang Uwa

View Gede Pangrango dari puncak Salak 1

tidak terasa waktu pun bergulir setelah menunaikan sholat dzuhur kami pun berpamitan dengan kang Uwa, dan kang uwa pun memutuskan temannya yang dipanggil Ewo untuk menemani pendakian kami, tiba di Cimelati kami menitipkan motor di Villa rekannya Ewo, setelah packing ulang perjalanan nya pun di mulai pada pukul 14:30 wib, 


 setelah melewati perkebunan pendakian di mulai dengan jalur tanah yang terdapat dikanan kiri beberapa pohon Kapuk, pohon bamboo dan ain lain dengan jalur yang tidak terlalu menanjak menuju Pos 1, perlu di ketahui untuk jalur cimelati ini terdapat 6 pos yang harus di lalui sebelum menuju Puncak, dan sumber air hanya terdapat di Jalur 3. Setelah melalui jalur tanah serta berbatu barulah tiba di Pos 1, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak.






 Setelah beberapa menit perjalanan di mulai kembali dengan target Pos 2 dan Pos 3, jalur menuju Pos 2 di mulailahjalur jyang terdapat banyak akar pohon yang licin, serta jalur pendakian yang banyak menguras tenaga, di tengah keheningan suasana hutan kita akan banyak menemukan suara suara burung dan beberapa binatang di tengah hutan, tiba di Pos 2 perjalanan di lanjutkan menuju Pos 3, dengan target tiba di Pos tiga untuk sekedar ngopi dan makan makan, serta mempersiapkan stok air, karena inilah pos terakhir kita akan menemukan air, jalur Pos 2 menuju Ke pos 3 bisa di bilang jalurnya bertambah berat, selain kondii fisik kita yang mulai terkuras jalur pendakiannya pun lebih berat dari yang sebelumnya. Tiba di Pos 3 tepat waktu Ashar sekitar pukul 15:30 dan untuk waktu tempuh yang kami alami dari starting awal menuju Pos 3 sekitar 2 Jam, Di pos 3 ini rekan kami pendaki bogor mulai meracik logistiknya selain itu kami sempatkan untuk Sholat menstok persedianan air, hidangan pun tersaji, mulailah menyantap makanan dengan penuh kebersamaan, 






tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 wib, menurut ewo kami harus menyiapkan fisik yang lebih baik lagi, karena inilah jalur pendakian Gunung Salak yang sesungguhnya, Pos 3 hingga ke puncak adalah jalur yang terberat, “Jalur yang terberat??” fikir saya yang Pos 1 hingga Pos  3 saja sudah bias di bilang berat, ternyata masih ada jalur yang lebih berat lagi, kalo menurut Sukma saat Pos 3 menuju Puncak kita akan banyak mencium dengkul. “What???”  maksudnya saking menanjaknya maka langkah kaki kita akan sering ketemu antar dengkul dan bibir.

Baiklah, dengan mengucap bismillah di mulailah pendakian tersebut, alhasil benar saja ini lah jalur terkumplit, akar pohon licin, sedikit bebatuan untuk tumpuan dan udara yang terkadang berubah seketika, dari Pos 3 ke Pos 4 adalah jalur yang terpanjang di antara Pos Pos lainnya, untuk itu kami memutuskan beristirahat di tengah perjalanan Pos 3 menuju Pos 4, tibalah keheningan malam datang, dan kamipun di sambut dengan deraian sedikit hujan yang datang tiba tiba, perjalanan di lanjutkan dengan track yang semakin menanjak, sehingga perjalanan ini sangat melelahkan. Setibanya di Pos 4 istirahat sejenak, dengan sedikit menyeduh kopi, makan roti dan mie instant. Walaupun menu alakadarnya inilah rasa syukur yang datang di saat badan terasa lelah. Semakin mendekatkan diri ini kepada sang pencipta, bahwasannya kita ini sangatlah kecil, dan masih banyak ciptaan ciptaan Alloh yang sangat besar seperti Gunung ini yang sagat berat untuk di daki, untuk itu tidak pantaslah kita sebagai manusia ini terlalu sombong.




Perjalanan dilanjutkan dengan target langsung menuju Pos 6, menapaki langkah demi langkah pandakian pun berlanjut, selain jalurnya licin di sepanjang jalan pun banyak binatang Pacet yang sewaktu waktu dapat menempel di bagian tubuh kita yang tanpa kita sadari akan mengisap darah kita. Dan benar saja team kami dari Pendaki Bogor pun terkena pacet di bagian kakinya, untuk melepasnya beliau sundutkan bara rokok agar pacetnya terlepas, untuk ini kami sarankan bagi pendaki yang ingin mendaki Gunung salak alangkah baiknya menggunakan celana Panjang (Non jeans), lengan panjang, serta sepatu tracking, tanpa terasa tibalah kami di pos 5, di tulisan papan petunjuknya ada bahasa yang membuat kami termotifasi, POS 5, CIEEE CAPE NIH YA. Ha ha ha ada ada aja yang bikin ini, tapi tanpa kita sadari inilah motifasi yang di butuhkan saat badan ini terasa lelah, tanpa beristirahat pejalanan di lanjutkan ke Pos 6, dengan target istirahat disana,

Malam semakin larut udara dingin kembali merasup, stok airpun mulai berkurang, pendakian semakin berat, kita akan banyak melewati pohon pohon Tumbang dan akar yang menjuntai yang dapat kita gunakan sebagai tumpuan, saya pun sering terpeleset karena jalurnya sangat licin.

Tiba di Pos 6, istirahat sejenak, tanpa di sadari waktu sudah menunjukan pukul 21:30, pendakian dilanjutkan dengan kemiringan yang semakin menjadi, saat inilah kita mulai menuju ke puncak, yang bila di tempuh tanpa istirahat dapat memakan waktu hingga 1 jam, dalam pendakian mata mulai ngantuk dan terasa lemas sekali, namun motifasi diri ini mengalahkan rasa lelah,  langkah demi langkah  trus kami jalani, terang bulanpun mengiringi pendakian ini, mulailah sayup sayup suara orang yang sedang bersendar gurau, berarti tidak lama lagi kita sampai di puncak salak 1, suara semakin terdengar jelas dari para pendaki yang telah sampai puncak, benar saja, puncak tepat tidak jauh lagi, tiba di puncak salak kita akan di sambut pemakaman mbah salak. Dengan mengucap syukur rasa lelah ini terbayar saat tiba di puncak, dan sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda tenda sebelumnya, dengan saling mengucapkan selamat akhirnya kebersamaan ini yang tidak didapat dari kegiatan selain naik gunung ini   












Tiba di puncak pukul 22:30 wib, kami langsung endirikan tenda, lalu rekan yang lain memasak masakan special nasi Liwet plus ikan teri, saya pun berganti pakaian yang lebih bersih agar tidurnya nanti nyenyak, tanpa di sadari saya pun terlelap setelah ganti baju, dan pada akhirnya saya tidak makan malam, namun rekan yang lain tetap makan malam, karena saya sudah di bangunkan katanya, tapi tidurnya lagi. Waktu pun mendekati waktu subuh udara dingin semakin menjadi, yang lain terlelap namun saya erasakan kedinginan, walaupun sudah menggunakan Jaket + Sleeping bed namun udara dingin masih menusuk, mentari pun perlahan mulai terbit, inilah degradasi warna alami yang di dapatkan saat di puncak Orange ke kuning kuningan dan tepat di sebelah timur terlihat jelas Gunung Gede dan Pangrango dan berdampingan, inilah sensasi yang di dapatkan saat di puncak, rasa syukur yang tidak henti hentinya ku ucapkan untuk sang pencipta. Jalur pendakian yang berat dan memiliki kesan yang damai, inilah kenapa Gunung Salak saya sebut “Ngeselin tapi Ngangenin”.








FYI Rute menuju Jalur Cimelati dari Stasiun Bogor.
Jakarta – Bogor dengan Kereta Api / Bus
Bogor – Sukabumi, naik mobil turun di Cicurug
Cicurug – Cimelati, charter mobil / ojeg